Kelas : 1DB11
Npm : 31111981
Minggu ke I & II
Evolusi Teori Manajemen
Teori Manajemen Klasik
1) James Watt J dan Mathew Robinson Boulton
Teknik manajerial yang dikembangkan kedua orang itu antara lain adalah :
a. Penelitian dan peramalan pasar.
b. Perencanaan produksi
c. Skema mesin, yang direncanakan sesuai dengan tuntutan proses pekerjaan.
d. Standarisasi kompoen-komponen produksi.
Dalam bidang akuntansi dan biaya, mereka mengembang-kan antara lain adalah :
a. Catatan-catatan statistik yang rinci
b. Memajukan system pengendalian, yaitu dapat memper-hitungkan biaya dan keuntungan untuk setiap mesin yang dibuat dan untuk setiap departemen.
Dalam bidang sumber daya manusia, mereka mengembang-kan antara lain adalah:
a. Pelatihan karyawan
b. Program pengembangan eksekutif,
c. Penelitian Kerja,
d. Program Kesejahteraan dll
2.Robert Owen
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehantan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami kegagalan adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824.
3.Charles Babbage
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya pada operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour), yang mempunyai beberap keunggulan, yaitu :
Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
Teori perilaku
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Tokoh aliran perilaku organisasi yaitu :
· Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
· Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua factor.
· Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
· Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
· Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
· Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
· Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
· Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
Ø Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan aliran ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya.
Ø Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Rekomendasi mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
Teori organisasi sebagai ilmu sosial merupakan proses yang sangat kompleks. Penelitian dalam teori organisasi lebih cenderung menekankan pada permasalahan subjek, kehidupan sosial anggota organisasi yang bersifat tidak tetap, sulit diobservasi, dan sulit diukur secara tepat. Hal ini disebabkan karena fenomena sosial bersifat dinamis, cepat berubah dan berlangsung secara terus menerus sehingga sulit ddalam membuat kesimpulan. Selama ini metoda penelitian perilaku organisasi dan teori organisasi menggunakan pendekatn ilmu natural. Kesesuaian pendekatan ilmu natural sebagai metoda penelitian masih menjadi kontroversi dalam studi organisasi.
Namun dilema yang terjadi dapat dikembangkan ke arah yang objektif dengan memperbaiki dan mengantisipasi sejumlah keseimbangan dan dilema sehingga tetap bermanfaat bagi pengembangan ilmu organisasi. Masyarakat ilmiah sendiri merupakan kumpulan orang dengan nilai, perilaku, dan sikap yang ingin mempertahankan etos ilmiah.Selama ini metode penelitian perilaku organisasi dan teori organisasi menggunakan pendekatan ilmu natural. Kesesuaian pendekatan ilmu natural sebagai suatu metode penelitian dalam perilaku organisasi dan teori organisasi masih menjadi kontroversi bagi beberapa peneliti dalam studi organisasi.
Masalah khusus yang dihadapi oleh hasil-hasil penelitian teori organisasi dan perilaku organisasi cederung memiliki bias dalam mencapai kekedewasaannya. Masalah dalam ilmu keperilakuan adalah keunikannya yang memberikan kekuatan dan kelemahan dari pengembangan teori pada pengukuran, dan permasalahan pengumpulan data serta nilai-nilai pendidikan, dan harapan yang ada di dalamnya. Menurut Blalock, dilema dan permasalahan di atas dapat dikembangkan ke arah yang objektif melalui langkah-langkah penting yang dapat memperbaiki dan mengantisipasi sejumlah keseimbangan dan dilema sehingga bermanfaat. Tiga Teori yang mendasari individu berperilaku tertentu didalam suatu organisasi.
1. Teori Perilaku Menurut Herbert Simon
Menurut Herbert Simon dengan mengembangkan teori perilaku administrasi yaitu menggambarkan bagaimana kerja struktur organisasi dan dukungan pengambilan keputusan pada individu dalam organisasi mencapai derjat tertinggi secara konsisten,disamping kemungkinan terjadinya boundedly rational behavior. Keberadaan organisasi dengan individu-individu yang ada didalamnya diharapkan mengadopsi dasardasar nilai organisasi sebagai petunjuk untuk pengambilan keputusan; dasar-dasar nilai faktual yaitu peraturan dan prosedur sebagai dasar melakukan kegiatan rutin. Perilaku individu dalam organisasi adalah bersifat rasional karena polihan perilakunya dibatasi dengan peraturan, dan terkait dengan program-program kerja organisasi.
Karena itu asumsi nilai, kerangka kognitif, peraturan, kegiatan rutin, adalah unsur-unsur yang mengarahkan individu untuk berperilaku rasional. Selanjutnya teori institusi berkembang pesat tahun 1960 an ketika diperkenlkan konsep system terbuka dalam studi organisasi (Scott,2001 : xx). Teori system terbuka distransformasikan melalaui pendekatan yang menekankan pentingnya konteks lingkungan dalam arti luas yang berpengaruh terhadap perubahan organisasi.
Konteks lingkungan tersebut; pertama, menyangkut lingkungan teknis yaitu terkait dengan system produksi instrumental, transformasi input menjadi output. Kedua, kekuatan social budaya sebagai lingkungan institusi yang berkembang di tahun 1970 an. Karena itu institusi dapat dilihat sebagai suatu system produksi dan sebagai system social budaya. Di samping itu karena pengaruh aspek lingkungan tang semakin komplek, maka teori institusi jugan berkembang sesuai dengan perkembangan kompleksitas lingkungan. Pandangan beberapa teoritisi sebagaimana dikemukakan di atas menurut Scott menunjukkan bahwa teori institusi dapat berkembang dalam berbagai disiplin ilmu, karena itu tidak ada teori tunggal tentang institusi melainkan teori institusi yang ditinjau dari disiplin ilmu tertentu.
2. Teori perilaku berdasarkan teori Birokrasi Henry Fayol :
Teori organisasi klasik menghasilkan tugas manajemen yang terdiri atas :
· Technical : kegiatan memproduksi produk dan mengorganisirnya.
· Commercial : kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
· Financial : kegiatan pembelanjaan.
· Security : kegiatan menjaga keamanan
· Accountancy : kegiatan akuntansi
· Teori organisasi klasik Henry Fayol ( 1841 – 1925 )
3. Teori Organisasi Menurut Max Weber
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendsi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bias lebih tinggi.
Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan ilmu manajemen):
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif.seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan.Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids". Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
a. Perumusan maslah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
Evolusi Teori Manajemen
Ada lima arah yang mungkin dalam evolusi teori manajemen:
1) Dominan (dominance). Satu aliran utama saja akan muncul menjadi yang paling beruna.
2) Pemencaran (divergence). Masing-masing aliran utama dapat membelok dari jalurnya, dengan sedikit saja teori dari yang lain.
3) Konvergen (convergence). Aliran-aliran itu bisa akhirnya banyak persamaannya, dengan batas semakin kabur.
4) Sintesa (synthesis). Ahli-ahli teori yang lain memandang konvergensi (penggabungan) yang terlihat sekarang ini akan mengarah pada integrasi (paduan) perspektif aliran-aliran yang ada.
5) Perkembang-biakan (proliferation). Sebagai kemungkinan terakhir, masih akan timbul lebih banyak aliran atau perspektif.
1. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen berusaha untuk memandang suatu organisasi sebagai system yang dipersatukan dan berguna yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. Teori system menaruh perhatian pada dinamika dan sifat keterkaitannya organisasi dan tugas manajemen. Jadi, teori sistem memberikan kerangka dimana kita bisa membuat perencanaan tindakan dan mempersiapkan diri terhadap akibat langsung maupun akibat jangka panjang, dan sekaligus memberikan kesempatan pada kita untuk memahami hambatan-hambatan yang tidak terduga.
2. Pendekatan Kontingensi
Menurut teori kontingensi, tugas para manajer adalah menentukan teknik mana dalam situasi tertentu, dalam suasana tertentu, dan pada waktu tertentu akan paling baik menyumbang pada pencapaian tujuan organisasi.
Pendekatan kontingensi berusaha menentukan factor-faktor yang menentukandalam suatu tugas atau hal tertentu, dan menjelaskan hubungan fungsional antara factor-faktor yang saling berhubungan. Karena itu, penganut pendekatanini menganggapnya sebagai cabang yang memimpin dalam pemikiran manajemen sekarang ini.
Kata Pengantar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar